Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Raja Rakai Pikatan sebagai hadiah pernikahan untuk permaisurinya, Pramudhawardhani, dan melambangkan keharmonisan antara agama Hindu dan Buddha pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Kompleks candi ini terdiri dari dua bagian, Plaosan Lor (utara) dan Plaosan Kidul (selatan), yang menampilkan perpaduan arsitektur Hindu dan Buddha serta relief indah sebagai bukti toleransi dan cinta kasih antar umat beragama.
Latar Belakang Pembangunan
- Candi Plaosan didirikan oleh Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya sebagai persembahan cinta untuk permaisurinya, Pramudhawardhani (juga dikenal sebagai Sri Kahulunan) dari Dinasti Syailendra.
- Rakai Pikatan dan Pramudhawardhani berasal dari dinasti yang berbeda agama; Wangsa Sanjaya adalah penganut Hindu, sementara Wangsa Syailendra penganut Buddha. Pernikahan mereka melambangkan kerukunan dan toleransi agama pada masa itu.
Ciri Khas dan Arsitektur
- Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian besar: Candi Plaosan Lor yang lebih besar di utara dan Candi Plaosan Kidul yang lebih kecil di selatan.
- Meskipun Candi Plaosan adalah candi Buddha, arsitekturnya merupakan perpaduan unik antara gaya Hindu dan Buddha, serta dilengkapi dengan stupa perwara dan candi-candi kecil di sekelilingnya.
- Dinding candi dihiasi relief-relief indah yang menggambarkan tokoh-tokoh Buddha dan dewa-dewa Hindu, menunjukkan perpaduan kedua agama tersebut dalam satu tempat.
Nilai Sejarah dan Budaya
- Candi Plaosan menjadi simbol penting toleransi dan kerukunan antar umat beragama, khususnya Hindu dan Buddha, di Jawa pada abad ke-9 Masehi.
- Dengan adanya perpaduan unsur Hindu dan Buddha dalam arsitekturnya, candi ini mencerminkan pesan kuat tentang perdamaian dan persatuan yang telah ada dalam budaya Jawa sejak lama.
- Sumber: https://www.google.com/search?q=sejarah+candi+plaosan&oq=sejarah+candi+plaosan&aqs=chrome..69i57j0i512l2j0i22i30l7.9792j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#vhid=9_GHPuJX3ztMoM&vssid=_aMLcaPKyLva74-EPkISgsA8_33
- Tgl 1 Oktober 2025



